Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2011

BIOSTRATIGRAFI

BIOSTRATIGRAFI 6.1  PENDAHULUAN       Biostratigrafi adalah cabang stratigrafi yang didasarkan pada pengetahuan tentang fosil yang ada dalam batuan. Ilmu ini memanfaatkan kisaran kronostratigrafi dari berbagai spesies fosil untuk (1) mengkorelasikan penampang-penampang stratigrafi ; dan (2) menafsirkan lingkungan pengendapan.       Sebelum ada data seismik, metoda biostratigrafi merupakan satu-satunya cara yang dimiliki para ahli geologi untuk meng - korelasikan bagian-bagian penampang yang umurnya "sama" (dalam batas resolusi biostratigrafi). Walau demikian, kebanyakan fosil yang digunakan para ahli paleontologi sebelum pertengahan abad ini bukan organisma yang hidup di dalam kolom air laut (plankton), melainkan organisma dasar laut (bentos). Dengan demikian, korelasi-korelasi yang dibuat waktu itu sebenarnya lebih menunjukkan kesamaan kondisi lingkungan dan fasies pengendapan; bukan kesamaan waktu (Loutit dkk, 1988). K arena itu, tidak

DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI

DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI 5.1  TUJUAN PEMBUATAN DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI       Analisis sekuen stratigrafi mencakup penafsiran hubungan antar berbagai sistem pengendapan dalam kerangka ruang dan waktu. Diagram kronostratigrafi merupakan alat untuk memperlihatkan hubungan antar berbagai sistem pengendapan tersebut serta antara sistem-sistem tersebut dengan peristiwa non-pengendapan, kondensasi, dan erosi. Secara fisik ketiga peristiwa itu diwujudkan sebagai bidang atau lapisan tipis. K arena itu, kebenaan bidang dan lapisan tipis itu hanya akan tampak jelas apabila dilihat dalam kerangka waktu.       D iagram kronostratigrafi akan me njadi wahana bagi seorang analis sekuen stratigrafi untuk menguji dan meyakinkan dirinya bahwa tafsiran yang dibuatnya masuk akal apabila dilihat dari kerangka ruang dan waktu, atau sebaliknya. Selain itu, diagram tersebut juga memberikan informasi waktu yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai variabel seperti fluk

DATA SINGKAPAN DAN DATA SUMUR

DATA SINGKAPAN DAN DATA SUMUR 4.1  PENDAHULUAN DAN PERSPEKTIF SEJARAH       Sekuen stratigrafi yang didasarkan pada data singkapan, inti bor, dan wireline logs telah dikembangkan pada awal 1980-an, sejalan dengan dilakukannya pengujian terhadap ancangan seismik stratigrafi. Teknik-teknik itu kemudian dikembangkan lagi, terutama pada beberapa tahun terakhir. Hasilnya diterbitkan dalam dua simposia penting. Pertama, SEPM Special Publication 42 (Wilgus dkk, 1988) yang mengetengahkan sejumlah makalah kunci dimana para peneliti Exxon meletakkan konsep-konsep dasar sekuen stratigrafi. Berbagai definisi dan model yang ditampilkan dalam simposium tersebut pada dasarnya memperlihat - kan kaitan antara model-model seismik stratigrafi berskala cekungan dengan model-model fasies sedimen yang skalanya jauh lebih kecil. Kedua, AAPG Methods in Exploration 7 (Van Wagoner dkk, 1990) yang secara khusus membahas tentang sekuen stratigrafi resolusi-tinggi berdasark

SEISMIK STRATIGRAFI

SEISMIK STRATIGRAFI 3.1  PENAFSIRAN SEISMIK 3.1.1  Prinsip-Prinsip Penafsiran Seismik Stratigrafi       Seismik stratigrafi (seismic stratigraphy) adalah sebuah teknik untuk memperoleh informasi stratigrafi dari data seismik. Bersama-sama dengan sekuen stratigrafi, yang dapat disebut sebagai turunannya, seismik stratigrafi diakui merupakan salah satu terobosan terpenting dalam ilmu-ilmu kebumian, paling tidak selama tiga dasawarsa terakhir. Gagasan di belakang teknik ini diperkenalkan pertama kali oleh Vail dkk (1977) melalui serangkaian makalah dalam AAPG Memoir 26.       Prinsip dasar sesimik stratigrafi adalah: dalam resolusi seismik, pantulan-pantulan seismik berasal dari bidang perlapisan dan, oleh karena itu, garis-garis yang mencerminkan rangkaian pantulan itu mendekati garis kesamaan waktu. Perlu disadari bahwa prinsip ini tidak mengesampingkan fakta fisika bahwa pantulan berasal dari bidang perubahan impedansi yang berarti (impedansi = den

KONSEP DAN PRINSIP SEKUEN STRATIGRAFI

KONSEP DAN PRINSIP SEKUEN STRATIGRAFI 2.1  PENDAHULUAN       Rekaman stratigrafi dan pola strata batuan sedimen merupakan produk interaksi antara tektonik, guntara, sedimentasi, dan iklim. Interaksi tektonik d eng an guntara mengontrol volume akomodasi (ruang yang tersedia untuk pengendapan sedimen). I nteraksi tektonik, guntara, dan iklim mengontrol volume sedimen yang akan diendapkan dalam akomodasi sehingga secara tidak langsung menentukan volume akomodasi yang akan terisi oleh sedimen. Proses-proses sedimentasi autosiklis mengontrol arsitektur sedimen pengisi cekungan.       Tulisan ini disusun untuk memperkenalkan prinsip-prinsip pembentukan, pengisian, dan penghancuran akomodasi. Setelah itu, akan ditunjukkan bagaimana prinsip-prinsip itu digunakan untuk membagi rekaman stratigrafi ke dalam sejumlah sekuen dan systems tract yang melukiskan penyebaran batuan dalam ruang dan waktu. Penjelasan disini ditujukan pada sistem silisiklastik. Siste

Perlapisan Stratigrafi

PERLAPISAN 2.1  KHULUK PERLAPISAN 2.1.1  Dimana Mulai: Pengenalan Himpunan Lapisan Ketika Anda mendekati suatu singkapan batuan sedimen, kami menyarankan agar Anda mulai mengamatinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb: 1.   Dapatkah saya mendeteksi suatu hal dalam batuan itu yang mengindikasikan bahwa batuan itu berlapis? 2.   Dapatkah saya mengidentifikasikan hal-hal tertentu yang secara khas mengindikasikan proses atau lingkungan peng-endapan batuan itu? 3.   Dapatkah saya mendeteksi pola perubahan tertentu dalam batuan itu yang mungkin mengindikasikan terjadinya perubahan proses pengendapannya dan, oleh karena itu, lingkungan pengendapannya? 4.   Sejauh mana produk proses-proses dan lingkungan-lingkungan pengendapan itu melampar? 2.1.2  Dasar Ancangan Itu: Asal-Usul Perlapisan Masa Kini     Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Anda akan mengandalkan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sewaktu melakukan percobaan-percobaan di laboratorium dan dari pengetah

FOLIASI

FOLIASI       Foliasi merupakan suatu kategori struktur planar. Dalam buku ini kita hanya akan membahas tentang foliasi tektonik (tectonic foliation) yang biasanya terbentuk akibat deformasi dan kristalisasi butiran-butiran mineral di dalam batuan. Dengan adanya pembatasan ini, kita tidak akan membahas tentang gejala kesejajaran mineral yang terbentuk akibat kompaksi.       Sebagian besar foliasi, dengan pengecualian untuk fracture cleavage , merupakan struktur penetratif berskala mesoskopis. Dengan kata lain, foliasi menembus seluruh bagian batuan. Hal ini berbeda dengan kekar atau retakan yang umumnya hanya sedikit atau bahkan tidak mempengaruhi sama sekali massa batuan yang terletak jauh dari zona retakan.       Bidang-bidang datar pada batuan, dengan pengecualian kekar dan retakan, diberi simbol "S." Bidang perlapisan diberi simbol S 0 ; belahan pertama diberi simbol S 1 ; belahan kedua diberi simbol S 2 ; dst. Subscipt yang disertakan pada huruf S menyatakan kronolog

TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN

TEKNIK-TEKNIK PEMETAAN  PERALATAN Peralatan yang diperlukan dalam pemetaan struktur, selain peralatan yang biasa seperti palu, loupe , sebotol asam, pisau lipat, dan peralatan P3K, adalah: A.   Peralatan lapangan: 1.          Buku catatan. Sebaiknya dibuat dari kertas anti air dan sampulnya dibuat dari bahan yang kuat. Buku ini hendaknya cukup besar untuk memuat sketsa peta lapangan, namun juga tidak terlalu besar. Ukuran yang optimum adalah sekitar  20 x 10 cm. 2.          Map board untuk menyimpan peta dan/atau potret udara. Map board ini hendaknya dibuat dari bahan non-magnetis. Ukuran papan ini sekitar 30 x 25 cm. 3.          Kompas-klinometer. 4.          Altimeter. 5.          Peta dasar. Dalam pemetaan struktur, perajahan suatu struktur harus dilakukan seakurat mungkin. K arena itu, peta dasar yang digunakan hendaknya juga akurat dan lengkap. Peta hasil perbesaran yang dibuat serampangan tidak boleh digunakan dalam pemetaan struktur. 6.          Potret udara akan terasa san

Van zuidam

BAB 1 PENDAHULUAN Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak puas terhadap peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah fisiografi digunakan di Eropa dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi, kelautan dan matematik geografi. Geomorfologi merupakan bagian utama geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan Indonesia dianggap sebagai geografi fisik. Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih banyak berkembang di lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan wilayah, penggunaan lahan dan hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki anggapan bahwa geomorfologi merupakan bagian dari bidang ilmu geografi, padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang berkembang saat ini merekam permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari, sehingga ketika harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali geomorfologi. 1.1 Pengertian geomorfologi Geomorfologi berasal dari

Lingkungan dan Fasies

Source : Sam Boggs Jr :L ingkungan dan Facies Lingkungan dan Fasies Sifat alami material yang diendapkan dimanapun akan ditentukan oleh proses fisika, kimia dan biologi yang terjadi selama pembentukan, transportasi dan pengendapan sedimen. Proses-proses ini juga mengartikan lingkungan pengendapan. Di bab selanjutnya, dibahas proses-proses yang terjadi di dalam tiap-tiap lingkungan pengendapan yang terdapat di seluruh permukaan bumi dan karakter sedimen yang diendapkan. Untuk mengenalkan bab ini, konsep lingkungan pengendapan dan fasies sedimen dibahas di bab ini. Metodologi analisis batuan sedimen, perekaman data dan menginterpretasikannya ke dalam proses dan lingkungan dibahas di sini secara umum. Contoh kutipan yang berhubungan dengan proses dan hasil di dalam lingkungan dibahas dengan lebih detail di bab berikutnya. 5.1 Menginterpretasi Lingkungan Pengendapan Masa Lampau Setting dimana sedimen terakumulasi dikenal sebagai kesatuan geomorfologi seperti sungai, danau, pa

Proses Transportasi dan Struktur Sedimen

Source : Sam Boggs Jr :  Proses Transportasi dan Struktur Sedimen Proses Transportasi dan Struktur Sedimen Bangunan biologi seperti karang-karang, tumpukan cangkang dan karpet mikroba diciptakan di dalam tempat yang tidak ada transportasi material. Sama halnya, pengendapan mineral evaporit di dalam danau, laguna dan di sepanjang garis pantai yang tidak melibatkan semua pergerakan zat particulate (substansi yang terdiri dari partikel-partikel). Namun bagaimanapun, hampir semua endapan sedimen lainnya diciptakan oleh transportasi material. Pergerakan material kemungkinan murni disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat ( dense mixtures ) sedimen dan air. Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan berkembangnya struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan bentuk lapisan ( bedform ) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur sedimen ini terawetkan dal