Skip to main content

Deskripsi Fosil

Kumpulan Deskripsi Fossil



 Hastigerina aequilateralis CUSHAN & JARVIS
 Cangkang planispiral, pada tahap awal trochospiral sangat rendah, sisi equatorial lobulate, sisi axial membundar, dinding kamar permukaannya halus dan berpori kasar, kamar inflated, sub-globular agak saling melingkupi, berkisar tiga putaran, pada putaran kamar terakhir terdapat empat sampai lima kamar, sutura pada bagian umbilical radial dan tertekan, aperture interiomarginal dan ekstraumbilical, sangat dangkal dan dikelilingi bibir dan rim yang kurang jelas.

 Globoquadrina altispira (CHUSMAN and JARVIS)
 Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate, dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam gigi.


 Globigerinoides immaturus LEROY
 Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori Kamar membulat tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder.

 Globigerinoides trilobus REUSS
 Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Globigerina nepenthes TODD
Cangkang trochospiral rendah, kompak, peripheral equatornya agak lobulate, kecuali pada bagian akhir, sumbu perpheralnya membulat, dinding berpori dengan lipatan kecil sekitar umbilical, kamar menggembung, kamar terakhir menonjol, terletak tiga setengah kali putaran dengan kamar ke empat dan ke lima dari putaran terakhi, sutura pada sisi spiral agak melengkung, tertekan, diatas umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus dangkal dan menyempit, aperture interiomarginal, umbilical, sebuah lengkungan yang hampir membundar, dibatasi oleh sebuah putaran yang mengarah ke tepi atas dengan jelas.

 Globigerinoides fistulosus (SCHUBERT)
cangkang trochospiral, biconvex, sisi equatorial peripherylobulate lobulate, dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori kasar, kamar spherical, kecuali satu atau dua kamar terakhir elongate, menyerupai sack (kantung), tersusun atas tiga putaran, tiga setengah sampai empat kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, sutura pada sisi spiral curved, pada sisi umbilical radial, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan bukaan yang tidak simetris disertai lip atau rim, aperture sekunder sutural diatas sutura kamar berikutnya.

 Globorotalia menardii D’ORBIGNY
 Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex, equatorial periphery lobulate, periphery axial dengan jelas oleh keel, dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal sedikit rugose dekat pundak, kemudian menghalus, kamar menekan dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, sutura pada bagian dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical berbentuk radial sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir lebar, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh bibir yang rendah

 Pulleniatina primalis BANNER & BLOW
 Cangkang trochospiral rendah sampai sedang, peripheral equatorial lobulate, sumbu perpheralnya membulat luas, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, lima kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, kecuali kamar terakhir yang secara tiba-tiba menekuk karena penyimpangan putarannya, sutura pada sisi spiral melengkung jelas, tertekan, pada sisi umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus tertutup oleh kamar terakhir, aperture interiomarginal, ekstraumbilical-umbilical, lebar, berbusur rendah sepanjang dasar kamar terakhir, tidak mencapai peripheral putaran sebelumnya, atasnya dibatasi oleh suatu hyalin rim.

 Sphaerodinella subdehiscens BLOW
 Cangkang trochospiral rendah, kompak, sisi equatorial agak lobulate, sisi sumbu bulat, dinding kamar perforate, tertutup oleh lapisan kedua, permukaan dindingnya halus dan glassy, kamar sub-globular samapi radially-elongate, terdiri dari tiga putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya secara perlahan, sutura lurus pada sisi spiral maupun umbilical, tertekan, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang rendah pada permukaannya yang halus dan tebal.

 Globigerinoides extremus BOLLI
Cangkang trochospiral tinggi, equatorial periphery lobulate, sumbu periphey membulat. Dinding cangkang umumnya berpori, permukaan berbintil. Kamar kamar pada putaran terakhir terkompres secara lateral, tersusun tiga sampai empat putaran, empat kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya. Sutura melengkung hinggga oblique pada sisi spiral dan umbilical. Umbilicus sempit. Aperture primer interiomarginal, umbilical, dibatasi oleh rim.

 Globorotalia menardii D’ORBIGNY
Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex, equatorial periphery lobulate, periphery axial dengan jelas oleh keel, dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal sedikit rugose dekat pundak, kemudian menghalus, kamar menekan dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, sutura pada bagian dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical berbentuk radial sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir lebar, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh bibir yang rendah

 Globigerinoides immaturus LEROY
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori Kamar membulat tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder.

Globorotalia merotumida
 Globoquadrina altispira (CHUSMAN and JARVIS)
 Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate, dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam gigi.

Globigerina bulloides
 Globorotalia pseudopima
 Globigerinoides obliquus BOLLI
Cangkang trochospiral rendah, biconvex asimetris, sisi equatorial lobulate, sisi axial membulat, dinding berlubang dan permukaan berduri, kamar spherical tersusun oleh tiga setengah putaran cangkang dengan 3 kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, kamar terakhir tertekan kearah lateral-auxing, sutura pada sisi spiral agak melengkung, pada sisi umbilicus radial, aperture primer interiomarginal umbilical, low -medium arched, pada kamar terakhir terletak aperture tambahan pada sutura.

Globigerinoides sacculiferus (BRADY)
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori, kamar membundar, tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak memanjang, lonjong menyerupai kantung, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder pada sutura.

 Globorotalia pseudomiocenica BOLLI and BERMUDEZ
Cangkang trochospiral sangat rendah, sisi spiral flat sampai agak convex, sisi umbilical convex kuat, equatorial periphery lobulate, sumbu periphery acute dengan kell yang tipis tetapi jelas. Dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal agak kasar, tetapi pada kamar terakhir halus. Kamar angular, tertekan, terdiri dari tiga putaran, lima sampai enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura sisi spiral melengkung, pada sisi umbilical melengkung. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh rim atau bibir yang halus.

 Globigerinoides ruber BOLLI
cangkang trochospiral, sisi equatorial periphery lobulate, membulat, dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori dan sedikit, tersusun atas tiga sampai empat putaran, tiga kamar pada aputaran terakhir ukurannya bertambah secara perlahan, sutura pada sisi spiral sub radial sampai radial, agak melengkung, aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture sekunder sutural berlawanan dengan aperture primer

 Pulleniatina obliquiloculata (PARKER and JONES)
Cangkang globose, fase berikutnya planispiral, fase terakhir streptospiral, involute, peripheral equatorial lobulate, dinding berpori halus, dinding pada putaran berikutnya pada sisi spiral berpori kasar dan tebal, permukaannya halus kecuali pada dinding dekat aperture, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, putaran terakhir terdiri dari empat setengah sampai lima kamar, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, tertekan,umbilicus tertutup oleh kamar terakhir, aperture agak medium samapi high arch sepanjang kamar terakhir dibatasi oleh suatu hyalin rim.

 Globigerinoides immaturus LEROY
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori Kamar membulat tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder

 Globigerinoides trilobus REUSS
Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Pulleniatina primalis BANNER & BLOW
Cangkang trochospiral rendah sampai sedang, peripheral equatorial lobulate, sumbu perpheralnya membulat luas, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, lima kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, kecuali kamar terakhir yang secara tiba-tiba menekuk karena penyimpangan putarannya, sutura pada sisi spiral melengkung jelas, tertekan, pada sisi umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus tertutup oleh kamar terakhir, aperture interiomarginal, ekstraumbilical-umbilical, lebar, berbusur rendah sepanjang dasar kamar terakhir, tidak mencapai peripheral putaran sebelumnya, atasnya dibatasi oleh suatu hyalin rim.

 Hastigerina aequilateralis CUSHMAN & JARVIS
Cangkang planispiral, pada tahap awal trochospiral sangat rendah, sisi equatorial lobulate, sisi axial membundar, dinding kamar permukaannya halus dan berpori kasar, kamar inflated, sub-globular agak saling melingkupi, berkisar tiga putaran, pada putaran kamar terakhir terdapat empat sampai lima kamar, sutura pada bagian umbilical radial dan tertekan, aperture interiomarginal dan ekstraumbilical, sangat dangkal dan dikelilingi bibir dan rim yang kurang jelas.

Globorotalia merotumida BLOW and BANNER
 Pulleniatina primalis BANNER & BLOW
Cangkang trochospiral rendah sampai sedang, peripheral equatorial lobulate, sumbu perpheralnya membulat luas, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, lima kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, kecuali kamar terakhir yang secara tiba-tiba menekuk karena penyimpangan putarannya, sutura pada sisi spiral melengkung jelas, tertekan, pada sisi umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus tertutup oleh kamar terakhir, aperture interiomarginal, ekstraumbilical-umbilical, lebar, berbusur rendah sepanjang dasar kamar terakhir, tidak mencapai peripheral putaran sebelumnya, atasnya dibatasi oleh suatu hyalin rim.

 Pulleniatina obliquiloculata (PARKER and JONES)
Cangkang globose, fase berikutnya planispiral, fase terakhir streptospiral, involute, peripheral equatorial lobulate, dinding berpori halus, dinding pada putaran berikutnya pada sisi spiral berpori kasar dan tebal, permukaannya halus kecuali pada dinding dekat aperture, kamar sub-spherical, tersusun dalam tiga putaran, putaran terakhir terdiri dari empat setengah sampai lima kamar, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, tertekan,umbilicus tertutup oleh kamar terakhir, aperture agak medium samapi high arch sepanjang kamar terakhir dibatasi oleh suatu hyalin rim.

 Globigerinoides ruber BOLLI
cangkang trochospiral, sisi equatorial periphery lobulate, membulat, dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori dan sedikit, tersusun atas tiga sampai empat putaran, tiga kamar pada aputaran terakhir ukurannya bertambah secara perlahan, sutura pada sisi spiral sub radial sampai radial, agak melengkung, aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture sekunder sutural berlawanan dengan aperture primer

 Globigerinoides trilobus REUSS
Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Globigerinoides extremus BOLLI
Cangkang trochospiral tinggi, equatorial periphery lobulate, sumbu periphey membulat. Dinding cangkang umumnya berpori, permukaan berbintil. Kamar kamar pada putaran terakhir terkompres secara lateral, tersusun tiga sampai empat putaran, empat kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya. Sutura melengkung hinggga oblique pada sisi spiral dan umbilical. Umbilicus sempit. Aperture primer interiomarginal, umbilical, dibatasi oleh rim.

 Globigerinoides sacculiferus (BRADY)
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori, kamar membundar, tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, kamar terakhir agak memanjang, lonjong menyerupai kantung, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder pada sutura.

 Globorotalia pseudopima
 Globorotalia tosaensis TAKANAYAGI and SAITO
Cangkang trochospiral sangat rendah, pada sisi umbilical convex, equatorial periphery circular sampai lobulate, dinding cangkang berpori, permukaan kamar berikutnya pada sisi umbilical rugose (berduri/kasar), kamar sub-inflated tertekan secara lateral, tersusun oleh tiga sampai tiga setengah putaran, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, sutura pada sisi spiral curved, agak kurang jelas, pada sisi umbilical radial, radial, umbilicus agak dalam sampai agak lebar, aperture interiomarginal, bentuk umbilical sampai ekstraumbilical, melengkung sedang - tinggi, dikelilingi bibir halus.

 Globigerinoides obliquus BOLLI
Cangkang trochospiral rendah, biconvex asimetris, sisi equatorial lobulate, sisi axial membulat, dinding berlubang dan permukaan berduri, kamar spherical tersusun oleh tiga setengah putaran cangkang dengan 3 kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, kamar terakhir tertekan kearah lateral-auxing, sutura pada sisi spiral agak melengkung, pada sisi umbilicus radial, aperture primer interiomarginal umbilical, low -medium arched, pada kamar terakhir terletak aperture tambahan pada sutura.


 Globorotalia pseudomiocenica BOLLI and BERMUDEZ
Cangkang trochospiral sangat rendah, sisi spiral flat sampai agak convex, sisi umbilical convex kuat, equatorial periphery lobulate, sumbu periphery acute dengan kell yang tipis tetapi jelas. Dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal agak kasar, tetapi pada kamar terakhir halus. Kamar angular, tertekan, terdiri dari tiga putaran, lima sampai enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura sisi spiral melengkung, pada sisi umbilical melengkung. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh rim atau bibir yang halus.

 Globigerina riveroae BOLLI and BERMUDEZ
Cangkang trochospiral sedang sampai rendah, lebih lebar daripada tingginya, equator periphery lobulate kuat, sumbu perpheralnya membulat. Dinding berpori, permukaan berbintil. Kamar sferikal, tersusun oleh tiga setengah putaran, empat kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat. Sutura pada sisi spiral dan umbilical radial, tertekan. Umbilicus lebar dan dalam. Aperture interiomarginal, umbilical.

 Globigerinoides ruber BOLLI
cangkang trochospiral, sisi equatorial periphery lobulate, membulat, dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori dan sedikit, tersusun atas tiga sampai empat putaran, tiga kamar pada aputaran terakhir ukurannya bertambah secara perlahan, sutura pada sisi spiral sub radial sampai radial, agak melengkung, aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture sekunder sutural berlawanan dengan aperture primer

 Globigerinoides trilobus REUSS
Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Globorotalia tumida (BRADY)
Cangkang trochospiral rendah, sisi spiral lebih convex daripada sisi umbilical, tertekan, equator periphery subcircular sampai agal lobulate pada tahap akhir, sumbu peripheral acute dengan massive keel. Dinding berpori kecil, permukaannya halus kecuali kamar awal pada putaran terakhir dan batas umbilicalm pada kamar terakhir, pustulose. Kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura pada sisi spiral melengkung halus, kemudian tajam. Umbilicus sempit dan dalam. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, high arch.

 Orbulina universa D’ORBIGNY
Cangkang globular, dinding berpori, kamar spherical, bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari cangkang yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada tingkat awal.

 Globorotalia tosaensis TAKANAYAGI and SAITO
Cangkang trochospiral sangat rendah, pada sisi umbilical convex, equatorial periphery circular sampai lobulate, dinding cangkang berpori, permukaan kamar berikutnya pada sisi umbilical rugose (berduri/kasar), kamar sub-inflated tertekan secara lateral, tersusun oleh tiga sampai tiga setengah putaran, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat, sutura pada sisi spiral curved, agak kurang jelas, pada sisi umbilical radial, radial, umbilicus agak dalam sampai agak lebar, aperture interiomarginal, bentuk umbilical sampai ekstraumbilical, melengkung sedang - tinggi, dikelilingi bibir halus.

 Globorotalia pseudopima BLOW and BANNER
 Globorotalia miocenica PALMER
 Cangkang trochospiral sangat rendah, sisi spiral flat sampai agak convex, sisi umbilical convex kuat, equatorial periphery ciccular pada kamar awal sampai agak lobulate pada fase berikutnya, sumbu periphery acute dengan kell yang jelas. Dinding cangkang berpori halus, permukaan daerah umbilical pada kamar-kamar awal agak rugose, pada kamar terakhir halus. Kamar angular, enam sampai tujuh kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura sisi spiral melengkung, pada sisi umbilical melengkung. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh rim atau bibir yang halus.

 Globoquadrina dehiscens (CHAPMAN, PARR and COLLINS)
Cangkang trochospiral rendah, pada sisi spiral berberntuk flat, pada sisi umbilical convex, equatorial periphery lobulate, subquadrate; sumbu periphery membulat dengan dorso-peripheral shoulders. Dinding berpori , permukaan pitted, rugose di dekat pundak kamar. Kamar pada tahap muda spherical, dimana kamar terakhir tertekan secara lateral dengan pundak subrounded samapi angular, tersusun oleh empat putaran, empat kamar pada putaran terakhir ukuran dan tingginya bertambah dengan cepat. Sutura pada sisi spiral curved sampai radial, pada sisi umbilikal radial, tertekan. Umbilicus lebar dan dalam. Aperture interiomarginal, umbilical, low-medium arch, ditutupi oleh semacam gigi elongate.

 Globigerina bulloides BLOW and BANNER
 Globorotalia menardii D’ORBIGNY
Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex, equatorial periphery lobulate, periphery axial dengan jelas oleh keel, dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal sedikit rugose dekat pundak, kemudian menghalus, kamar menekan dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, sutura pada bagian dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical berbentuk radial sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir lebar, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh bibir yang rendah

 Globorotalia merotumida BLOW and BANNER
 Globorotalia miocenica PALMER
 Cangkang trochospiral sangat rendah, sisi spiral flat sampai agak convex, sisi umbilical convex kuat, equatorial periphery ciccular pada kamar awal sampai agak lobulate pada fase berikutnya, sumbu periphery acute dengan kell yang jelas. Dinding cangkang berpori halus, permukaan daerah umbilical pada kamar-kamar awal agak rugose, pada kamar terakhir halus. Kamar angular, enam sampai tujuh kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura sisi spiral melengkung, pada sisi umbilical melengkung. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh rim atau bibir yang halus.

 Globigerinoides immaturus LEROY
 Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori Kamar membulat tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder.

 Globigerinoides trilobus REUSS
Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Globoquadrina altispira (CHUSMAN and JARVIS)
 Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate, dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam gigi.

 Orbulina universa D’ORBIGNY
Cangkang globular, dinding berpori, kamar spherical, bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari cangkang yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada tingkat awal.

 Globigerina venezuelana HEDBERG
Cangkang trochospiral rendah - sedang, equator periphery lobulate. Dinding tebal, berpori, permukaannya halus, kecuali pada tepi umbilikal dindingnya rugositis (berduri) atau pendek, spine tebal. Kamar spherical, kamar-kamar pada putaran terakhir tertekan kuat secara lateral, tersususn atas tiga setengah putaran cangkang dengan empat kamar pada putaran terakhir yang meningkat ukurannya, kamar terakhir ukurannya berkurang. Sutura pada sisi spiral berbentuk melengkung hingga radial, umbilicus agak sempit, segitiga pada specimen yang normal. Aperture interiomarginal, umbilical, melengkung agak melingkar, dibatasi tepian yang jelas di bagian atas.


 Sphaeroidinellopsis seminulina SCHWAGER
 Globigerinoides trilobus REUSS
Cangkang trochospiral biconvex, bagian tepi membundar, dinding cangkang berpori dengan permukaan berlubang, kamar spherical tersusun dalam tiga putaran, sutura pada posisi spiral berbentuk melengkung dan tertekan, aperture primer interiomarginal, pada umbilicus membentuk busur yang rendah yang dibatasi bibir umbilicus rendah.

 Globigerinoides ruber BOLLI
cangkang trochospiral, sisi equatorial periphery lobulate, membulat, dinding cangkang pada umumnya permukaannya berpori dan sedikit, tersusun atas tiga sampai empat putaran, tiga kamar pada aputaran terakhir ukurannya bertambah secara perlahan, sutura pada sisi spiral sub radial sampai radial, agak melengkung, aperture interiomarginal, umbilicus, dibatasi oleh rim, aperture sekunder sutural berlawanan dengan aperture primer

 Globoquadrina altispira (CHUSMAN and JARVIS)
Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate, dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam gigi.

 Sphaerodinella subdehiscens BLOW
Cangkang trochospiral rendah, kompak, sisi equatorial agak lobulate, sisi sumbu bulat, dinding kamar perforate, tertutup oleh lapisan kedua, permukaan dindingnya halus dan glassy, kamar sub-globular samapi radially-elongate, terdiri dari tiga putaran, tiga kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya secara perlahan, sutura lurus pada sisi spiral maupun umbilical, tertekan, aperture primer interiomarginal, umbilical, dengan lengkungan yang rendah pada permukaannya yang halus dan tebal.

 Globigerina riveroae BOLLI and BERMUDEZ
 Cangkang trochospiral sedang sampai rendah, lebih lebar daripada tingginya, equator periphery lobulate kuat, sumbu perpheralnya membulat. Dinding berpori, permukaan berbintil. Kamar sferikal, tersusun oleh tiga setengah putaran, empat kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah dengan cepat. Sutura pada sisi spiral dan umbilical radial, tertekan. Umbilicus lebar dan dalam. Aperture interiomarginal, umbilical.

 Globorotalia tumida (BRADY)
Cangkang trochospiral rendah, sisi spiral lebih convex daripada sisi umbilical, tertekan, equator periphery subcircular sampai agal lobulate pada tahap akhir, sumbu peripheral acute dengan massive keel. Dinding berpori kecil, permukaannya halus kecuali kamar awal pada putaran terakhir dan batas umbilicalm pada kamar terakhir, pustulose. Kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura pada sisi spiral melengkung halus, kemudian tajam. Umbilicus sempit dan dalam. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, high arch.

 Globigerinoides immaturus LEROY
Cangkang trochospiral, equatorial periphery menggelembung, dinding cangkang berpori Kamar membulat tersusun dalam tiga setengah putaran, tiga kamar putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada posisi spiral melengkung, pada sisi umbilicus tertekan melingkar, aperture primer interiomarginal - umbilical, pada kamar terakhir terdapat aperture sekunder.

 Globigerinoides conglobatus BRADY
Cangkang trochospiral, subglobular sampai subquadrate, equatorial periphery lobulate, sumbu periphery rounded. Dinding cangkang berpori kasar, tebal, permukaaan berbintil. Kamar subsferikal, kemudian tertekan kuat, sampai inflated, tersusun dalam empat putaran, tiga sampai tiga setengah kamar putaran terakhir bertambah ukurannya secara cepat atau lambat. Sutura pada posisi spiral obscure, pada sisi umbilical radial. umbilicus sempit sampai tertutup. Aperture primer interiomarginal - umbilical, dibatasi oleh rim, apertur sekunder sutural.

 Globorotalia pseudomiocenica BOLLI and BERMUDEZ
 Cangkang trochospiral sangat rendah, sisi spiral flat sampai agak convex, sisi umbilical convex kuat, equatorial periphery lobulate, sumbu periphery acute dengan kell yang tipis tetapi jelas. Dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal agak kasar, tetapi pada kamar terakhir halus. Kamar angular, tertekan, terdiri dari tiga putaran, lima sampai enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura sisi spiral melengkung, pada sisi umbilical melengkung. Umbilicus sempit. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh rim atau bibir yang halus.

 Orbulina universa D’ORBIGNY
Cangkang globular, dinding berpori, kamar spherical, bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari cangkang yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada tingkat awal.

 Globorotalia pseudopima

 Globoquadrina altispira (CHUSMAN and JARVIS)
Cangkang trochospiral menengah sampai tinggi, equatorial periphery lobulate, dengan dorso-peripheral shoulders, dinding berpori kasar, permukaan pitted kadang hispid, kamar pada bagian berikutnya spherical, dimana kamar terakhir tertekan kuat secara lateral, tersusun oleh tiga setengah sampai empat putaran cangkang, empat sampai lima kamar pada putaran terakhir bertambah ukurannya, sutura pada sisi spiral curved sampai radial, umbilicus lebar dan dalam, aperture interiomarginal, umbilical, high arched, ditutupi oleh semacam gigi.

 Globorotalia menardii D’ORBIGNY
Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex, equatorial periphery lobulate, periphery axial dengan jelas oleh keel, dinding cangkang berpori, permukaan pada kamar awal sedikit rugose dekat pundak, kemudian menghalus, kamar menekan dengan kuat, terdiri dari tiga putaran, lima sampai tujuh kamar pada putaran terakhir tumbuh secara tetap ukurannya, sutura pada bagian dorsal spiral melengkung rendah, letaknya tinggi, pada bagian umbilical berbentuk radial sampai melengkung rendah, tertekan, umbilicus hampir lebar, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, celah yang rendah dibatasi oleh bibir yang rendah

 Orbulina universa D’ORBIGNY
Cangkang globular, dinding berpori, kamar spherical, bulatan terakhir secara keseluruhan menutupi bagian pertama dari cangkang yang umumnya kecil, aperture primer interiomarginal umbilical pada tingkat awal.

 Globorotalia tumida (BRADY)
Cangkang trochospiral rendah, sisi spiral lebih convex daripada sisi umbilical, tertekan, equator periphery subcircular sampai agal lobulate pada tahap akhir, sumbu peripheral acute dengan massive keel. Dinding berpori kecil, permukaannya halus kecuali kamar awal pada putaran terakhir dan batas umbilicalm pada kamar terakhir, pustulose. Kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, enam kamar pada putaran terakhir ukurannya bertambah. Sutura pada sisi spiral melengkung halus, kemudian tajam. Umbilicus sempit dan dalam. Aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, high arch.

 Globigerina nepenthes TODD
Cangkang trochospiral rendah, kompak, peripheral equatornya agak lobulate, kecuali pada bagian akhir, sumbu perpheralnya membulat, dinding berpori dengan lipatan kecil sekitar umbilical, kamar menggembung, kamar terakhir menonjol, terletak tiga setengah kali putaran dengan kamar ke empat dan ke lima dari putaran terakhi, sutura pada sisi spiral agak melengkung, tertekan, diatas umbilical hampir radial, tertekan, umbilicus dangkal dan menyempit, aperture interiomarginal, umbilical, sebuah lengkungan yang hampir membundar, dibatasi oleh sebuah putaran yang mengarah ke tepi atas dengan jelas.

 Globorotalia plesiotumida BLOW & BANNER
Cangkang trochospiral sangat rendah, biconvex tidak simetris, tertekan, periphery, equator lobulate, sumbu peripheral lancip dengan keel yang jelas, dinding berpori kecil, kebanyakan permukaannya halus, permukaan yang kasar berkembang pada dinding tiga kamar pertama, kamar tertekan, tersusun dalam tiga putaran, 5 - 6 kamar pada putaran terakhir ukurannya membesar secara regular, sutura pada sisi spiral melengkung, bagian terakhirnya hampir sub radial, pada sisi umbilical radial - sedikit melengkung dan tertekan, umbilicus sempit dan dalam, aperture interiomarginal, ekstraumbilical sampai umbilical, berbusur agak rendah, dibatasi oleh bibir tebal.


BENTONIK

 Amphistegina
Cangkang relatif besar , lebih dari 10 kamar pada setiap putaran, aperture tipis (slit) permukaan cangkang tidak beraturan, cangkang trochospiral, dinding cangkang berpori.

 Bolivina goesii CUSHMAN
Cangkang sagitate-lanccolate dan gepeng, hyalin, susunan kamar biserial, aperture memanjang, memiliki gigi.

 Cassidulina
Cangkang planisipiral, bentuk relatif kecil, involute, aperture terminal.

 Cibicides
Cangkang biconvex, bagian tepi acute dengan keel yang tipis, trochospiral, tersusun oleh 3 putaran dengan 11 - 13 kamar pada putaran terakhir, dinding kamar tebal, berpori halus, aperture interiomarginal.

 Dentalina
Bentuk cangkang melengkung, susunan kamar triserial terdiri atas beberapa kamar, dinding cangkang berpori halus, letak aperture terminal berbentuk radiate.

 Elphidium
Cangkang planispiral dihiasi oleh sutura yang berupa "Retral procecesses", cangkang tersusun oleh beberapa kamar, dinding cangkang berpori.

 Elphidium discoidale D’ORBIGNY
Cangkang planispiral, simetri bilateral, trochoid, bagian sisi memipih tajam, dinding cangkang berpori dengan komposisi calcareous, dihiasi oleh sutura yang berupa "Retral procecesses", cangkang tersusun oleh beberapa kamar, aperture sub-terminal, kosentris pada kamar pertama.

 Elphidium incsertum D’ORBIGNY
Cangkang planispiral, simetri bilatreal, involute, hyalin. Kamar banyak, agak pipih.. Apertur berupa sebuah lubang atau sebaris pori-pori pada permukaan septa.

 Globobulimina
Kamar saling melingkupi dengan kamar - kamar sebelumnya, aperture "Loop shape" tanpa leher, susunan triserial, cangkang tersusun oleh beberapa kamar, dinding cangkang berpori.

 Gyroidina
Cangkang sirkular, trocosphiral, planoconvex, tersusun oleh 3 - 4 kamar pada setiap putaran. Kenampakan dorsal saling melengkapi, dinding cangkang halus, mengkilap, umbilicus lebar, aperture interiomarginal rendah, umbilical extraumbilical.

 Nodosaria
Bentuk cangkang melengkung, susunan kamar uniserial terdiri atas beberapa kamar, dinding cangkang berpori halus, sutura relatif tegak lurus kamar, letak aperture terminal berbentuk radiate.

 Nonion grateloupi D’ORBIGNY
Cangkang memanjang, hyalin, berpori halus, susunan kamar triserial, aperture terminal, virgulite.

 Planulina
Cangkang Planoconvex - concavconvex, evolute, tersusun oleh 6 - 7 kamar pada putaran yang terakhir, dinding cangkang berpori halus, aperture interiomarginal, tipis (slit).

Pleurosomella
Aperture terminal yang dibatasi oleh dua gigi yang terletak saling berlawanan, cangkang uniserial, cangkang tersusun oleh beberapa kamar, dinding cangkang berpori.

 Robulus Sp
Cangkang palnispiral, lenticular, simetri bilateral, involute, dengan komposisi hyalin, coiled test , kamar polythalamus, pada sisi samping berbentuk segitiga, aperture berupa lubang yang terletak pada puncak luar dari permukaan septa (top of spertural face), pada bentuk yang tua bulat, pada bentuk muda radiate.

 Siphonina
Cangkang lenticular, trochospiral, biconvex, bagian tepi acute dengan keel yang tipis, terdiri atas 5 kamar pada putaran yang terakhir, dinding cangkang berpori halus - kasar, aperture elips dibatasi dengan lip

 Uvigerina
Cangkang elongate, fisiform, susunan kamar triserial dengan 2 putaran yang membesar secara nerangsur, dinding cangkang berpori halus, aperture terminal pada leher yang lebar.

 Uvigerina flintii CUSHMAN
Cangkang fusiform, elongate, melintang pada irisan melintang, dinding cangkang hyalin atau calcareous, berpori halus, susunan kamar triserial dengan 2 putaran yang membesar secara berangsur, aperture terminal menonjol, melingkar dengan leher dan bibir pada leher yang lebar, bergigi spiral.

Comments

  1. makasi udh bantu tgs kuliah gw..tp kl bs ada gambar and bagian2nya biar lebih jelas lagi..tq

    ReplyDelete
  2. thanks berguna bgt!! so far ini yg terlengkap, bahasa indo pula.. kalo ada gambar lebi bagus ^_^

    ReplyDelete
  3. sitasinya dari mana ya ini??

    ReplyDelete

Post a Comment

Bagi Yang Mau Memberi Komentar Tinggal Poskan Komentar di Kotak Komentar..

Yang tak punya url bisa dikosongkan..
tapi tolong di diisi oke Name-nya

Komentar anda saya tunggu :d

Popular posts from this blog

Proses Transportasi dan Struktur Sedimen

Source : Sam Boggs Jr :  Proses Transportasi dan Struktur Sedimen Proses Transportasi dan Struktur Sedimen Bangunan biologi seperti karang-karang, tumpukan cangkang dan karpet mikroba diciptakan di dalam tempat yang tidak ada transportasi material. Sama halnya, pengendapan mineral evaporit di dalam danau, laguna dan di sepanjang garis pantai yang tidak melibatkan semua pergerakan zat particulate (substansi yang terdiri dari partikel-partikel). Namun bagaimanapun, hampir semua endapan sedimen lainnya diciptakan oleh transportasi material. Pergerakan material kemungkinan murni disebabkan oleh gravitasi, tapi yang lebih umum adalah karena hasil dari aliran air, udara, es atau campuran padat ( dense mixtures ) sedimen dan air. Interaksi material sedimen dengan media transportasi menghasilkan berkembangnya struktur sedimen, beberapa struktur sedimen berkaitan dengan pembentukan bentuk lapisan ( bedform ) dalam aliran sedangkan yang lain adalah erosi. Struktur sedimen ini terawetkan dal

Pengertian Medan Magnet

6.1 Pengertian Medan Magnet Pada saat ini banyak peralatan yang bekerja dengan memanfaatkan medan magnet. Peralatan tersebut antara lain motor listrik, pemercepat partikel (akselerator), spektrometer massa, reaktor fusi, dan mikroskop elektron. Motor listrik merupakan alat yang paling sering dijumpai, karena penggunaannya sangat luas, mulai dari motor mainan anak, tape recorder, mesin jahit, hingga sebagai alat penggerak mesin-mesin pabrik. Medan magnet yang berubah terhadap waktu akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi. Fenomena ini merupakan aspek penting medan magnet yang digunakan sebagai prinsip kerja generator listrik. Pengertian ggl induksi juga penting untuk memahami dasar kerja induktor dan transfomator yang sering dijumpai dalam rangkaian arus bolak-balik. Proses reproduksi suara (audio) dan gambar (video) serta penyimpanan data pada komputer elektronik juga memanfaatkan fenomena ggl induksi ini. Suatu medan magnet dikatakan ada dalam suatu ruang, apabila muatan lis

Gunung Singgalang

Sejarah Pembentukan singkat gunung singgalang : Gunung Singgalang sendiri termasuk ke dalam jenis gunung berapi yang tidak aktif. Yang artinya gunung singgalang sudah terjadi erupsi lebih dari duaribu tahun yang lalu. Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk jika magma dari perut bumi naik ke permukaan. Gunung berapi dapat dikelompokkan menurut tingkat kedasyatan letusan, apakah itu dasyat ataupun tenang.  Gunung berapi dapat berbentuk kerucut, kubah, berpuncak datar, atau seperti menara, tergantung pada jenis letusan dan sifat-sifat fisik magma yang disemburkan. Gunung Singgalang termasuk gunungapi berbentuk kerucut (stratovulkano) tetapi karena gunung singgalang sudah lama meletus sehingga puncaknya tererosi dan membentuk puncak yang relatif datar. Telaga dewi yang terdapat di puncak singgalang merupakan kawah hasil erupsi singgalang ketika 2000 tahun silam. Morfologi daerah gunung atau bentuk roman muka bumi  Didaerah G. Singgalang ini mempunyai morfologi sepe