VII. PERHITUNGAN DAN SESATANNYA
1. MENGUKUR PERCEPATAN
A. Menghitung a
• a =
Keterangan : dan
Perhitungan :
Untuk x = 30
a = = 39.2
( a ) = ( 39.2 0.90 )
( 40.8 0.95 )
( 39.2 0.90 )
Untuk x = 35
( 45.75 0.95 )
( 44.02 0.90 )
( 45.75 0.95 )
Untuk x = 40
( 38.83 0.67 )
( 40.00 0.70 )
( 44.19 0.79 )
Untuk x = 45
( 49.72 0.82 )
( 52.02 0.87 )
( 50.56 0.84 )
Untuk x = 50
( 45.45 0.66 )
( 50.00 0.75 )
( 49.01 0.73 )
Untuk x = 55
( 55 0.77 )
( 54.18 0.75 )
( 56.12 0.79 )
Untuk x = 60
( 48.52 0.60 )
( 50.00 0.62 )
( 49.31 0.61 )
Untuk x = 70
( 56.45 0.63 )
( 50.17 0.53 )
( 60.60 0.69 )
B. Menghitung ( a )
• a =
Perhitungan
Untuk x = 30
• a = a =
• = 0.52
Untuk x = 35
( 45.17 0.57 )
Untuk x = 40
( 41.00 1.62 )
Untuk x = 45
( 50.7 0.81 )
Untuk x = 50
( 48.15 1.38 )
Untuk x = 55
( 55.1 0.56 )
Untuk x = 60
( 49.26 0.43 )
Untuk x = 70
( 55.74 0.03 )
C. Menghitung a percobaan
• a percobaan = a percobaan =
Perhitungan
a percobaan =
a percobaan
( a percobaan a percobaan ) = ( 48.1 0.08 )
2. MENGUKUR KECEPATAN
A. Menghitung V
• V =
Keterangan : dan t = 0.005s
Perhitungan :
Untuk x = 20
V = = 105.2 . 105.2 = 0.53
( V ) = ( 105.2 0.53 )
( V ) = ( 86.9 0.46 )
( V ) = ( 66.6 0.27 )
Untuk x = 25
( V ) = ( 65.78 0.21 )
( V ) = ( 59.58 0.89 )
( V ) = ( 55.52 0.72 )
Untuk x = 30
( V ) = ( 43.4 0.3 )
( V ) = ( 40.00 0.93 )
( V ) = ( 43.3 0.3 )
Untuk x = 35
( V ) = ( 44.8 0.92 )
( V ) = ( 53.03 0.11 )
( V ) = ( 46.6 0.97 )
Untuk x = 40
( V ) = ( 38.8 0.67 )
( V ) = ( 38.4 0.66 )
( V ) = ( 42.5 0.75 )
Untuk x = 45
( V ) = ( 40.17 0.62 )
( V ) = ( 41.2 0.64 )
( V ) = ( 40.17 0.62 )
Untuk x = 50
( V ) = ( 40.9 0.57 )
( V ) = ( 42.01 0.59 )
( V ) = ( 42.01 0.59 )
Untuk x = 55
( V ) = ( 42.9 0.55 )
( V ) = ( 41.04 0.52 )
( V ) = ( 38.19 0.48 )
Untuk x = 60
( V ) = ( 37.7 0.43 )
( V ) = ( 40.8 0.47 )
( V ) = ( 37.7 0.43 )
B. Menghitung ( V V )
• V =
Perhitungan :
Untuk x = 20
V =
( V ) = ( 86.2 0.11 )
Untuk x = 25
( V ) = ( 60.26 0.29 )
Untuk x = 30
( V ) = ( 42.2 1.13 )
Untuk x = 35
( V ) = ( 48.1 0.24 )
Untuk x = 40
( V ) = ( 39.9 0.13 )
Untuk x = 45
( V ) = ( 40.5 0.35 )
Untuk x = 50
( V ) = ( 41.64 0.36 )
Untuk x = 55
( V ) = ( 40.71 0.13 )
Untuk x = 60
( V ) = ( 38.73 0.10 )
C. Menghitung V percobaan
• Vpercobaan = percobaan =
Perhitungan :
Vpercobaan =
Vpercobaan =
( Vpercobaan percobaan ) = ( 48.69 0.51 )
PERHITUNGAN DAN GAMBAR GRAFIK BESERTA PERHITUNGAN KSR
VII. ANALISA
Setelah dilakukan percobaan dan mendapatkan data-data dari percobaan yang dilakukan didapat hasil-hasil perhitungan berupa percepatan dan sesatannya, rata-rata percepatan dan sesatannya,serta percepatan percobaan dan sesatannya,selain itu didapat pula kesalahan relative dari setiap percobaan yang dilakukan.Besarnya kesalahan dalam melakukan percobaan ini disebebkan oleh banyak factor.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan ini kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang didapat setelah mendapatkan data dan melakukan perhitungan data.Beberapa kesimpulan tersebut antara lain adalah didapat hubungan yang membuktikan bahwa percepatan ( a ) selalu berbanding lurus dengan gayanya
VI. PERHITUNGAN DAN SESATANNYA
Menghitung Rx
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 1
☼ (57,4 (2,6
☼ (56,2 (3,8
(33,8 3,8)
☼ (57,1 (2,9
(25,3 3,0)
☼ (57,2 (2,8
(24,4 3,0)
☼ (57,6 (2,4
(20,8 2,5)
☼ (57,0 (3,0
(26,3 3,1)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 2
☼ (55,5 (4,5
(40,5 4,5)
☼ (55,4 (4,6
(41,5 4,6)
☼ (55,3 (4,7
(42,4 4,7)
☼ (55,0 (5,0
(45,4 5,03)
☼ (55,5 (4,5
(40,5 4,5)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 3
☼ (54,6 (5.4
(49,4 5,4)
☼ (54,6 (5.4
(49,4 5,4)
☼ (55,2 (4,8
(43,4 4,8)
☼ (54,8 (5,2
(47,4 5,2)
☼ (55,3 (4,7
(42,4 4,7)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 1
☼
=8.6
☼ (50
(10
(65,1 8,6)
☼ (50,3
(9,7
(77,1 10,1)
☼ (51,7
(8,3
(64,2 8,5)
☼ (51,4
(8,6
(66,9 8,8)
☼ (51,2
(8,8
(68,75 9,05)
• Tabel 2 Rx 2
☼ (54,3 (5,7
(41,9 5.6)
☼ (54 (6.00
(44,4 5,96)
☼ (54,5 (5,5
(40,3 5,4)
☼ (53,9 (6,1
(45,2 6,1)
☼ (53,8 (6,2
(46,09 6,17)
☼ (54,1 (5,9
(43,6 5,9)
• Tabel 2 Rx 3
☼ (52,7 (7,3
(55,4 7,3)
☼ (52,8 (7,2
(54,5 7,2)
☼ (53,1 (6,9
(51,9 6,9)
☼ (53 (7,0
(52,8 7,02)
☼ (52,9 (8,1
(61,2 8,1)
☼ (53,2 (6,8
(51,1 6,8)
Menghitung Rx rata-rata
a)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 1
=25,53 =4.52
(25,53
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 2
(42,12 1,72)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 3
(45,9 3,2)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 1
(69,34 7,63)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 2
(42,58 2,19)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 3
(54,48 3,72)
b)
42,35
50,19
=14,55
(46,66
Menghitung dan untuk setiap Rx
o Untuk Rx 1
= =
=54,06 cm = 3,18
(54,06 3,18) cm
= =
= 5,94 cm = 3,21
(5,94 3.21) cm
o Untuk Rx 2
(54,72 0,25) cm
(5,28 0,71) cm
o Untuk Rx 3
(53,94 1,15) cm
Membuat GRAFIK
Tabel 1 Rx 1
= = 82,76%
Tabel 1 Rx 2
Tabel 1 Rx 3
Tabel 2 Rx 1
Tabel 2 Rx 2
Tabel 2 Rx 3
VII. ANALISA
Dapat terlihat dari Konstanta Kesalahan Relatif (KSR) bahwa percoban ini pun tidak benar-benar menghasilkan nilai resistansi (R) yang tepat benar. Hal ini bisa disebabkan banyak hal seperti, kurangnya ketelitian dari praktikan, kalibrasi alat yang kurang tepat, kurang teliti pada saat menghitung jarak dan kualitas alat yang kurang baik.
VIII. KESIMPULAN
• Penentuan hambatan dengan menggunakan metode Jembatan Wheatstone tidak benar-benar tepat terlihat dari nilai KSR yang dihasilkan
• Kesalahan hasil akhir dapat disebabkan oleh kalibrasi ataupun kualitas alat yang kurang baik
• Ketelitian dari praktikan juga sangat menentukan keberhasilan percoban terutama saat menghitung jarak (L)
VIII. ERHITUNGAN DAN SESATANNYA
Menghitung Fokus Lensa dengan Metode GAUSS
1)
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
= 23,5 cm
= = 0.63
(32,12 cm
☼ S = 20 cm (20,00
☼ S = 25 cm (19,2
☼ S = 30 cm (13,1
☺ Tabel 2
☼ S = 10 cm (9,4
☼ S = 15 cm (7,8
☼ S = 20 cm (7,4
2) Calculate L
L = S +
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
L = S +
= 15 + 32,1 = 38,5 cm
=
= 0,16
(47,12
☼ S = 20 cm (40,00
☼ S = 25 cm (44,20
☼ S = 30 cm (43,10
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (19,40
☼ S = 15 cm (22,80
☼ S = 20 cm (27,40
3) Calculate M
M =
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
M =
= = 1,56
= 0,01
(1,56
☼S = 20 cm (1,00
☼S = 25 cm (0,78 0,001)
☼S = 30 cm (0,43
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (0,94
☼ S = 15 cm (0,52
☼ S = 20 cm (0,37
4) Calculate GAUSS focal length
f =
☺Tabel 1
☼ S =15 cm
f =
= 9,15 cm
= 0,02
(9,15 cm
☼ S = 20 cm (10,00 cm
☼ S = 25 cm (10,80 cm
☼ S = 30 cm (9,11
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (4,84
☼ S = 15 cm (5,13
☼ S= 20 cm (5,40
5)
☺Tabel 1
= 9,765 cm
= 0,16
(9,76
☺Tabel 2
(5,12
Menghitung Jarak Fokus dengan Metode BESSEL
1) Calculate
☻Tabel 3
♣ L = 95 cm
= 72,10 cm
= = 0,62
(72,10
♣ L = 90 cm (67,30
♣ L = 85 cm (62,6
☻Tabel 4
♣ L = 95 cm (83,3
♣ L = 90 cm (78,30
♣ L = 85 cm (73,00
2) Calculate BESSEL focal length
☻Tabel 3
♣ L = 95 cm
=10,07 cm
=
= 0,23
(10,07
♣ L = 90 cm (9,92
♣ L = 85 cm (9,72 cm
☻Tabel 4
♣ L = 95 cm (5,48
♣ L = 90 cm (5,48
♣ L = 85 cm (5,58
IX. GRAFIK LENSA (+) DAN (++) METODE GAUSS DATA TABEL 1 DAN 2
→ → → → →
HUKUM GAUSS
♀
Lensa (+)
=2,35%
Lensa (++)
= 2.4%
HUKUM BESSEL
Lensa (+)
=1%
Lensa (++)
= 10,2%
X. ANALISA
Hasil jarak titik fokus pada percobaan berbeda dengan hasil literatur, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal yang mungkin terjadi pada setiap percobaan.
Salah satumya adalah disebabkan karena terjadinya cacat bayangan(aberasi). Aberasi dapat disebabkan oleh ukuran dari diafragma yang digunakan, semakin besar ukuran diafragma maka semakin besar pula kemungkinan cacat bayangan (aberasi) yang dapat terjadi. Selain itu kesalahan juga dapat disebabkan oleh keterbatasan ketelitian dari praktikan dan juga dari alat yang digunakan. Hasil pembulatan juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari jarak titik fokus, sehingga menjadi berbeda dengan literatur yang sudah ada.
XI. KESIMPULAN
• Aberasi (cacat bayangan) dapat terjadi karena ukuran diafragma yang digunakan, semakin besar ukuran diafragma maka semakin besar pula kesalahan yang dapat terjadi.
• Perbedaan hasil antara percobaan dan literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : - kurangnya ketelitian dari praktikan
- kurangnya ketelitian dalam mengukur jarak
- proses pembulatan yang membuat hasil akhir menjadi berbeda dengan literatur
• Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gauss lebih mendekati ketetapan literatur dibandingkan dengan menggunakan metode Bessel
1. MENGUKUR PERCEPATAN
A. Menghitung a
• a =
Keterangan : dan
Perhitungan :
Untuk x = 30
a = = 39.2
( a ) = ( 39.2 0.90 )
( 40.8 0.95 )
( 39.2 0.90 )
Untuk x = 35
( 45.75 0.95 )
( 44.02 0.90 )
( 45.75 0.95 )
Untuk x = 40
( 38.83 0.67 )
( 40.00 0.70 )
( 44.19 0.79 )
Untuk x = 45
( 49.72 0.82 )
( 52.02 0.87 )
( 50.56 0.84 )
Untuk x = 50
( 45.45 0.66 )
( 50.00 0.75 )
( 49.01 0.73 )
Untuk x = 55
( 55 0.77 )
( 54.18 0.75 )
( 56.12 0.79 )
Untuk x = 60
( 48.52 0.60 )
( 50.00 0.62 )
( 49.31 0.61 )
Untuk x = 70
( 56.45 0.63 )
( 50.17 0.53 )
( 60.60 0.69 )
B. Menghitung ( a )
• a =
Perhitungan
Untuk x = 30
• a = a =
• = 0.52
Untuk x = 35
( 45.17 0.57 )
Untuk x = 40
( 41.00 1.62 )
Untuk x = 45
( 50.7 0.81 )
Untuk x = 50
( 48.15 1.38 )
Untuk x = 55
( 55.1 0.56 )
Untuk x = 60
( 49.26 0.43 )
Untuk x = 70
( 55.74 0.03 )
C. Menghitung a percobaan
• a percobaan = a percobaan =
Perhitungan
a percobaan =
a percobaan
( a percobaan a percobaan ) = ( 48.1 0.08 )
2. MENGUKUR KECEPATAN
A. Menghitung V
• V =
Keterangan : dan t = 0.005s
Perhitungan :
Untuk x = 20
V = = 105.2 . 105.2 = 0.53
( V ) = ( 105.2 0.53 )
( V ) = ( 86.9 0.46 )
( V ) = ( 66.6 0.27 )
Untuk x = 25
( V ) = ( 65.78 0.21 )
( V ) = ( 59.58 0.89 )
( V ) = ( 55.52 0.72 )
Untuk x = 30
( V ) = ( 43.4 0.3 )
( V ) = ( 40.00 0.93 )
( V ) = ( 43.3 0.3 )
Untuk x = 35
( V ) = ( 44.8 0.92 )
( V ) = ( 53.03 0.11 )
( V ) = ( 46.6 0.97 )
Untuk x = 40
( V ) = ( 38.8 0.67 )
( V ) = ( 38.4 0.66 )
( V ) = ( 42.5 0.75 )
Untuk x = 45
( V ) = ( 40.17 0.62 )
( V ) = ( 41.2 0.64 )
( V ) = ( 40.17 0.62 )
Untuk x = 50
( V ) = ( 40.9 0.57 )
( V ) = ( 42.01 0.59 )
( V ) = ( 42.01 0.59 )
Untuk x = 55
( V ) = ( 42.9 0.55 )
( V ) = ( 41.04 0.52 )
( V ) = ( 38.19 0.48 )
Untuk x = 60
( V ) = ( 37.7 0.43 )
( V ) = ( 40.8 0.47 )
( V ) = ( 37.7 0.43 )
B. Menghitung ( V V )
• V =
Perhitungan :
Untuk x = 20
V =
( V ) = ( 86.2 0.11 )
Untuk x = 25
( V ) = ( 60.26 0.29 )
Untuk x = 30
( V ) = ( 42.2 1.13 )
Untuk x = 35
( V ) = ( 48.1 0.24 )
Untuk x = 40
( V ) = ( 39.9 0.13 )
Untuk x = 45
( V ) = ( 40.5 0.35 )
Untuk x = 50
( V ) = ( 41.64 0.36 )
Untuk x = 55
( V ) = ( 40.71 0.13 )
Untuk x = 60
( V ) = ( 38.73 0.10 )
C. Menghitung V percobaan
• Vpercobaan = percobaan =
Perhitungan :
Vpercobaan =
Vpercobaan =
( Vpercobaan percobaan ) = ( 48.69 0.51 )
PERHITUNGAN DAN GAMBAR GRAFIK BESERTA PERHITUNGAN KSR
VII. ANALISA
Setelah dilakukan percobaan dan mendapatkan data-data dari percobaan yang dilakukan didapat hasil-hasil perhitungan berupa percepatan dan sesatannya, rata-rata percepatan dan sesatannya,serta percepatan percobaan dan sesatannya,selain itu didapat pula kesalahan relative dari setiap percobaan yang dilakukan.Besarnya kesalahan dalam melakukan percobaan ini disebebkan oleh banyak factor.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan ini kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan yang didapat setelah mendapatkan data dan melakukan perhitungan data.Beberapa kesimpulan tersebut antara lain adalah didapat hubungan yang membuktikan bahwa percepatan ( a ) selalu berbanding lurus dengan gayanya
VI. PERHITUNGAN DAN SESATANNYA
Menghitung Rx
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 1
☼ (57,4 (2,6
☼ (56,2 (3,8
(33,8 3,8)
☼ (57,1 (2,9
(25,3 3,0)
☼ (57,2 (2,8
(24,4 3,0)
☼ (57,6 (2,4
(20,8 2,5)
☼ (57,0 (3,0
(26,3 3,1)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 2
☼ (55,5 (4,5
(40,5 4,5)
☼ (55,4 (4,6
(41,5 4,6)
☼ (55,3 (4,7
(42,4 4,7)
☼ (55,0 (5,0
(45,4 5,03)
☼ (55,5 (4,5
(40,5 4,5)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 3
☼ (54,6 (5.4
(49,4 5,4)
☼ (54,6 (5.4
(49,4 5,4)
☼ (55,2 (4,8
(43,4 4,8)
☼ (54,8 (5,2
(47,4 5,2)
☼ (55,3 (4,7
(42,4 4,7)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 1
☼
=8.6
☼ (50
(10
(65,1 8,6)
☼ (50,3
(9,7
(77,1 10,1)
☼ (51,7
(8,3
(64,2 8,5)
☼ (51,4
(8,6
(66,9 8,8)
☼ (51,2
(8,8
(68,75 9,05)
• Tabel 2 Rx 2
☼ (54,3 (5,7
(41,9 5.6)
☼ (54 (6.00
(44,4 5,96)
☼ (54,5 (5,5
(40,3 5,4)
☼ (53,9 (6,1
(45,2 6,1)
☼ (53,8 (6,2
(46,09 6,17)
☼ (54,1 (5,9
(43,6 5,9)
• Tabel 2 Rx 3
☼ (52,7 (7,3
(55,4 7,3)
☼ (52,8 (7,2
(54,5 7,2)
☼ (53,1 (6,9
(51,9 6,9)
☼ (53 (7,0
(52,8 7,02)
☼ (52,9 (8,1
(61,2 8,1)
☼ (53,2 (6,8
(51,1 6,8)
Menghitung Rx rata-rata
a)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 1
=25,53 =4.52
(25,53
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 2
(42,12 1,72)
Tabel 1Rb 500 Ohm Rx 3
(45,9 3,2)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 1
(69,34 7,63)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 2
(42,58 2,19)
• Tabel 2 Rb 400 Ohm Rx 3
(54,48 3,72)
b)
42,35
50,19
=14,55
(46,66
Menghitung dan untuk setiap Rx
o Untuk Rx 1
= =
=54,06 cm = 3,18
(54,06 3,18) cm
= =
= 5,94 cm = 3,21
(5,94 3.21) cm
o Untuk Rx 2
(54,72 0,25) cm
(5,28 0,71) cm
o Untuk Rx 3
(53,94 1,15) cm
Membuat GRAFIK
Tabel 1 Rx 1
= = 82,76%
Tabel 1 Rx 2
Tabel 1 Rx 3
Tabel 2 Rx 1
Tabel 2 Rx 2
Tabel 2 Rx 3
VII. ANALISA
Dapat terlihat dari Konstanta Kesalahan Relatif (KSR) bahwa percoban ini pun tidak benar-benar menghasilkan nilai resistansi (R) yang tepat benar. Hal ini bisa disebabkan banyak hal seperti, kurangnya ketelitian dari praktikan, kalibrasi alat yang kurang tepat, kurang teliti pada saat menghitung jarak dan kualitas alat yang kurang baik.
VIII. KESIMPULAN
• Penentuan hambatan dengan menggunakan metode Jembatan Wheatstone tidak benar-benar tepat terlihat dari nilai KSR yang dihasilkan
• Kesalahan hasil akhir dapat disebabkan oleh kalibrasi ataupun kualitas alat yang kurang baik
• Ketelitian dari praktikan juga sangat menentukan keberhasilan percoban terutama saat menghitung jarak (L)
VIII. ERHITUNGAN DAN SESATANNYA
Menghitung Fokus Lensa dengan Metode GAUSS
1)
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
= 23,5 cm
= = 0.63
(32,12 cm
☼ S = 20 cm (20,00
☼ S = 25 cm (19,2
☼ S = 30 cm (13,1
☺ Tabel 2
☼ S = 10 cm (9,4
☼ S = 15 cm (7,8
☼ S = 20 cm (7,4
2) Calculate L
L = S +
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
L = S +
= 15 + 32,1 = 38,5 cm
=
= 0,16
(47,12
☼ S = 20 cm (40,00
☼ S = 25 cm (44,20
☼ S = 30 cm (43,10
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (19,40
☼ S = 15 cm (22,80
☼ S = 20 cm (27,40
3) Calculate M
M =
☺Tabel 1
☼ S = 15 cm
M =
= = 1,56
= 0,01
(1,56
☼S = 20 cm (1,00
☼S = 25 cm (0,78 0,001)
☼S = 30 cm (0,43
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (0,94
☼ S = 15 cm (0,52
☼ S = 20 cm (0,37
4) Calculate GAUSS focal length
f =
☺Tabel 1
☼ S =15 cm
f =
= 9,15 cm
= 0,02
(9,15 cm
☼ S = 20 cm (10,00 cm
☼ S = 25 cm (10,80 cm
☼ S = 30 cm (9,11
☺Tabel 2
☼ S = 10 cm (4,84
☼ S = 15 cm (5,13
☼ S= 20 cm (5,40
5)
☺Tabel 1
= 9,765 cm
= 0,16
(9,76
☺Tabel 2
(5,12
Menghitung Jarak Fokus dengan Metode BESSEL
1) Calculate
☻Tabel 3
♣ L = 95 cm
= 72,10 cm
= = 0,62
(72,10
♣ L = 90 cm (67,30
♣ L = 85 cm (62,6
☻Tabel 4
♣ L = 95 cm (83,3
♣ L = 90 cm (78,30
♣ L = 85 cm (73,00
2) Calculate BESSEL focal length
☻Tabel 3
♣ L = 95 cm
=10,07 cm
=
= 0,23
(10,07
♣ L = 90 cm (9,92
♣ L = 85 cm (9,72 cm
☻Tabel 4
♣ L = 95 cm (5,48
♣ L = 90 cm (5,48
♣ L = 85 cm (5,58
IX. GRAFIK LENSA (+) DAN (++) METODE GAUSS DATA TABEL 1 DAN 2
→ → → → →
HUKUM GAUSS
♀
Lensa (+)
=2,35%
Lensa (++)
= 2.4%
HUKUM BESSEL
Lensa (+)
=1%
Lensa (++)
= 10,2%
X. ANALISA
Hasil jarak titik fokus pada percobaan berbeda dengan hasil literatur, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal yang mungkin terjadi pada setiap percobaan.
Salah satumya adalah disebabkan karena terjadinya cacat bayangan(aberasi). Aberasi dapat disebabkan oleh ukuran dari diafragma yang digunakan, semakin besar ukuran diafragma maka semakin besar pula kemungkinan cacat bayangan (aberasi) yang dapat terjadi. Selain itu kesalahan juga dapat disebabkan oleh keterbatasan ketelitian dari praktikan dan juga dari alat yang digunakan. Hasil pembulatan juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari jarak titik fokus, sehingga menjadi berbeda dengan literatur yang sudah ada.
XI. KESIMPULAN
• Aberasi (cacat bayangan) dapat terjadi karena ukuran diafragma yang digunakan, semakin besar ukuran diafragma maka semakin besar pula kesalahan yang dapat terjadi.
• Perbedaan hasil antara percobaan dan literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : - kurangnya ketelitian dari praktikan
- kurangnya ketelitian dalam mengukur jarak
- proses pembulatan yang membuat hasil akhir menjadi berbeda dengan literatur
• Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Gauss lebih mendekati ketetapan literatur dibandingkan dengan menggunakan metode Bessel
wah ka .. kurang lengkap nih . hehhehe
ReplyDelete